Pagi itu, Bapak meninggal. Tak ada firasat apapun.
"Pulango, Bapak kangen" begitu suara
di ujung telepon
"Iya" dan telepon ditutup tanpa ada
keterangan apapun
Di perjalanan, rasanya campur aduk. Jember-Tulungagung,
8 jam perjalanan. Sampai dirumah, Bapak sudah dimakamkan. Badan rasanya lemas
tak bertulang.
Saat itu saya masih semester 4 di salah
satu perguruan tinggi di Jember. Adik saya, baru menginjak semester satu. Dua
sisanya masih SD dan balita. Shock, pasti. Meskipun saya tahu Bapak mungkin gak
bertahan lama dengan diagnosis kanker otak stadium 4. Setahun berjuang,
akhirnya Allah lebih sayang.
Sepeninggal Bapak,
ekonomi keluarga kocar kacir. Memang Bapak bukan satu satunya pencari nafkah
saat itu. Tapi, selama ini income terbesar ya dari Bapak. Ibu saya juga
bekerja. Sebagai guru TK sebuah yayasan. Bapak, wiraswasta di bidang konveksi.
Selama sakit, praktis Ibu tak bekerja. Mengandalkan tabungan dan beberapa aset
tanah hasil usaha. Habis. Uang tabungan tak tersisa.
Ibu saya meneruskan usaha
konveksi Bapak. Bedanya, kalau dulu produksi sendiri, sekarang jadi buruh
konveksi. Ambil potongan kain dari juragan konveksi, lalu disebar ke penjahit
yang masih tersisa. Kalau ingat masa itu, gila. Ibu saya memang punya tenaga
kuda.
Adik saya hampir putus
kuliah. Saya?! kuliah nyambi kerja. Dari jadi sales promotion girl, guru les
privat, sampai ikut proyek dosen. Lumayan, bisa buat bertahan hidup plus dikit-dikit
bantu biaya adik kuliah. Alhamdulillah saya dapat beasiswa. Meskipun tak
banyak, tapi sangat membantu. Paling gak, saya bisa menyelesaikan apa yang
sudah dimulai. Kuliah.
Selepas kuliah, saya
bekerja di salah satu stasiun tv swasta di Surabaya. Singkat cerita, setelah
menikah dan memiliki anak, saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Praktis,
semua biaya ditanggung suami. Berkaca dari kejadian di atas, saya mulai belajar
mengatur keuangan rumah tangga. Salah satunya dengan menyisihkan sebagian
income untuk asuransi jiwa.
Andai saja, dulu bapak sudah
kenal asuransi jiwa, mungkin
bisa beda cerita. Tapi, ini sungguh pengalaman berharga buat saya. Menyiapkan
asuransi jiwa untuk mengalihkan resiko. Plan unplan.
Sayapun mulai belajar
serius tentang asuransi. Karena sampai saat ini bahkan masih beredar mitos
tentang asuransi jiwa. Seperti, memiliki asuransi jiwa seperti membuang uang percuma. Terus, budaya masyarakat Indonesia juga masih punya pegaruh kuat terhadap keputusan
memiliki asuransi jiwa. Apalagi di pedesaan. Misalnya, jika ada orang yang meninggal,
maka, seluruh tetangga dan handai taulan akan bergotong royong membantu. Ini
berlaku sebaliknya. Jika ada orang lain yang meninggal, praktik ‘balas budi’
masih sering ditemui. Bahkan, di Bali, upacara Ngaben, masyarakat punya sistem
sendiri untuk membiayai. Selain itu, tingkat literasi masyarakat Indonesia
tentang keuangan juga cukup rendah.
Tiga alasan ini cukup
kuat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap asuransi jiwa. Otoritas Jasa
Keuangan atau OJK, bahkan mencatat penetrasi industry asuransi hingga akhir
kuartal III-2016 baru 2.63%. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi 4 di
bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Padahal, asuransi jiwa
ini sangat penting. Apalagi kalau sudah bekerja, dan memiliki tanggungan. Asuransi jiwa punya pengaruh
terhadap kesejahteraan hidup anak-anak dan istri yang ditinggalkan, jika
terjadi resiko kematian. Kondisi ini tidak hanya berdampak secara psikologis
karena kehilangan orang yang dicintai, tapi juga bisa mengakibatkan kerugian
finansial. Dana pendidikan untuk anak-anak yang ditinggalkan bisa kocar kacir. Belum
lagi, kebutuhan sehari hari seperti makan dan tagihan bulanan.
Saya tak mau itu terjadi
pada saya dan anak-anak. Meskipun saat ini saya juga bekerja dari rumah dengan
bisnis baju online shop. Tapi tetap, income terbesar dari suami saya. Jadi,
suami musti punya asuransi jiwa. Tentu produk asuransi jiwa yang terpercaya dan
memiliki track record terbaik.
1. Whole Life
Asuransi
Whole Life memberikan perlindungan seumur hidup. Seumur hidup
disini maksudnya sampai usia 100 tahun.
2. Endowment
Asuransi ini disebut juga
asuransi Dwiguna. Karena memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai asuransi jiwa. Kedua,
sebagai tabungan.
3. Term Life
Asuransi
Term Life termasuk
asuransi jiwa berjangka. Untuk level term life, artinya perlindungan yang
diberikan punya jangka waktu tertentu. Mulai dari 5-20 tahun.
4. Accident & TDP (Total
Permanent Dissability)
Asuransi jenis ini
memberikan perlindungan jika terjadi kecelakaan, baik meninggal atau cacat
tetap.
Keempat jenis asuransi
ini memiliki produk asuransi lagi. Bisa dilihat di infografis berikut ini.
Lalu, mana produk asuransi
Jiwa dari Sequis Life yang dipilih?. Ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangan untuk memilih jenis asuransi jiwa dari Sequis Life. Pertimbangan ini sebenarnya juga bisa dipakai untuk memilih asuransi jenis lain. Seperti asuransi kesehatan atau pendidikan. Pada prinsipnya ada tiga. Apa saja?! Tuh, ada di infografis di bawah ini :-)
Kenapa ketiganya berpengaruh pada pilihan produk asuransi jiwa atau asuransi lainnya? begini critanya.
1. Usia
Usia ini sangat berpengaruh pada produk yang akan dipilih. Karena jangka waktu pertanggungan dihitung dari saat usia mendaftar. Menurut saya, semakin cepat makin baik, karena semakin muda usia, premi yang dibayarkan lebih murah. Ditambah lagi, belum banyak tanggungan yang menjadi beban cashflow. Jadi, biaya premi masih ringan.
2. Besaran Premi
Tiap
produk memiliki setoran premi asuransi yang berbeda. Tentunya, harus
disesuaikan dengan kemampuan kita. Jangan sampai merusak cashflow bulanan. Pilih yang sesuai dengan kemampuan kita membayar. Ingat, semakin muda merencanakan, semakin ringan biaya.
3. Jenis Pekerjaan
Beda pekerjaan, tentu beda resikonya. Misalnya, pekerja lapangan biasanya memiliki
tingkat resiko lebih tinggi dari pekerja kantoran. Jadi, sesuaikan resiko kerja
dengan pilihan asuransi jiwa yang sesuai ya.
“Terus, kenapa memilih
Sequis Life?” netizen terus bertanya. Saya dengan senang hati menjawab.
Begini penjelasanya :
1. Terpercaya
Sequis life terdaftar dan
diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Nomor Izin Usaha
Kep-106/KM.13/1992. OJK ini adalah lembaga pengawas industri jasa keuangan
terpercaya. Jadi, lembaga yang telah terdaftar di OJK mendapat pengawasan,
pengaturan dan perlindungan langsung dari OJK. Tentu untuk kenyamanan dan
keamanan konsumen dan massyarakat.
Sequis life juga memiliki
asset sebesar Rp. 18,4 trilliun, lebih dari 410.000 jumlah polis serta didukung
lebih dari 15.000 tenaga pemasaran professional. Hal ini bisa menjadi bukti
kepercayaan masyarakat untuk pengelolaan keuangan bersama Sequis Life.
2. Rekanan Rumah Sakit
Sequis Life memiliki 2252
rekanan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga ada
rekanan rumah sakit yang ada di Malaysia dan Singapura. Untuk mengetahui detail
lokasi rumah sakit yang terdekat, kalian bisa menggunakan tombol search lokasi rumah
sakit rekanan yang tersedia di web Sequis Life. Mudah bukan.
3. Penghargaan
Sequis Life telah
mengatongi 22 penghargaan untuk Sequiz Life dan 5 penghargaan untuk Sequis
Finance. Terbaru, Sequis Life meraih predikat “Asuransi Nasional Terbaik 2019”
kategori Asuransi Jiwa Aset di atas Rp. 10-25 trilliun versi Majalah Investor. Ini
menjadi bukti, bahwa produk Sequis Life sudah mendapat kepercayaan nasabah
lewat produk-produk yang dimiliki. Keren.
4. Proses klaim mudah
Selain melalui agen,
proses klaim Sequis Life bisa menggunakan e-Claim. Menurut web resmi Sequis
Life, Fasilitas ini digunakan untuk klaim kesehatan dengan menggunakan media
elektronik. Seperti e-mail, WhatsApp dan Line. Caranya sangat mudah, hanya
dengan mengirimkan foto dokumen klaim melalui media elektronik tersebut atau
email resmi Sequis Life.
Kesadaran untuk menata hidup lebih baik
musti diusahakan. Tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi besok, lusa, atau
setahun kedepan. Persiapankan dengan matang, meskipun, saya jelas tak tahu
kapan musibah datang. Yang pasti, siap hari ini, akan membawa dampak signifikan
untuk sesuatu diluar kendali pikiran.
Asuransi jiwa menjadi kebutuhan wajib perencanaan
keuangan. Kematian Bapak dan segala drama setelahnya membuat saya belajar
banyak. Jika sudah sedia payung, kapanpun hujan datang, tak akan basah kuyup kedinginan. Memulai sejak dini,
mempermudah perencanaan keuangan hingga 100 tahun kedepan. Squis Life, For Better Tomorrow.